Waria Berharap Perhatian Pemerintah

PALEMBANG – Sekitar 100 waria dari pelbagai daerah di Provinsi Sumatera Selatan berkumpul di Hotel Princess, Kompleks Ilir Barat Permai, kemarin. Mereka mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang HIV/AIDS yang diselenggarakan Himpunan Waria MKGR (Musyawarah Keluarga Gotong Royong).

Ketua Hiwaria (Himpunan Waria MKGR) Ita Sandi mengatakan, sejauh ini tiap daerah belum ada KPA (Komisi Penanggulangan AIDS). “Yang baru ada KPA adalah Ogan Ilir, Prabumulih, Banyuasin dan Palembang,” ujarnya kepada wartawan.
Ia mengaku banyak ilmu yagn didapat dari mengikuti pelatihan HIV/AIDS ini.  Apalagi, ajang yang kali pertama digelar oleh Hiwaria MKGR itu, sekaligus menjadi tempat berkumpul waria untuk saling menjalin komunikasi dengan waria daerah lain.

“Kita menyelenggarakan pelatihan tentang HIV/AIDS agar para waria dapat menjaga diri dari HIV/AIDS,” ungkap Ita yang menjadi narasumber pada acara itu.  Ita berharap pada pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan kehidupan waria dengan membuka KPA. “Kalau belum ada KPA, informasi HIV/AIDS ini menjadi minim. Sejauh ini, saya melihat pemerintah daerah belum mempunyai inisiatif untuk berkoordinasi dengan KPA Provinsi.”

Selain Ita, narasumber lain ada  Ustad Achmad Umar Thoyib dan Zulkarnain dari LSM Sri Dipa. “Kita mengundang ustadz untuk mengupas bahaya HIV/AIDS dari sisi agama karena sebagian besar waria beragama Islam. Sedangkan yang mengulas HIV/AIDS berasal dari LSM Sri Dipa karena LSM ini sudah banyak mengadakan pelatihan tentang HIV/AIDS,” jelas Ita lagi.
Salah satu waria, Alan Steli mengatakan acara seperti ini sangat bagus. “Banyak informasi yang saya peroleh dengan ikut pelatihan. Tapi, sejauh ini alhamdulillah saya tidak merasa terkena HIV/AIDS” ujar Alan yang telah 25 tahun menjadi  penata rambut.

Ketika ditanya mengenai image waria yang selama ini dianggap negatif oleh masyarakat, Alan menuturkan cuek saja dengan anggapan masyarakat itu. “Masa bodoh aja, mas,” ungkap Alan yang berdomisili di Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir ini.
Alan pun sedikit berbagi cerita, sejak SD memang ia sudah merasakan naluri perempuan di tubuhnya. “Saat itu memang saya senang bermain boneka,” katanya.  (cj7) SUMATRA EXPRESS

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *