Terapi Gen untuk HIV Aman Namun Belum Efektif

Jakarta, Selama bertahun-tahun para ilmuwan berupaya mencari pengobatan yang efektif untuk HIV AIDS ( Human Immunodeficiency Virus – Acquired Immunodeficiency Syndrome ). Salah satu pengobatan yang berhasil ditemukan adalah terapi gen yaitu pengobatan dengan cara melakukan rekayasa genetika terhadap sel-sel penderita AIDS.

Terapi gen dapat memberikan efek jangka panjang pada sel-sel imun pasien HIV, meskipun pengobatan ini tidak mampu membasmi virusnya.

Pendekatan ini merupakan salah satu strategi terapi gen yang dipercaya para ilmuwan sebagai cara yang memungkinkan virus HIV tak menyebar ke dalam darah.

“Dalam kasus ini, pasien yang diobati dengan terapi gen dan tidak mengalami gejala apapun menunjukkan terapinya aman,” ungkap peneliti Frederic Bushman, profesor mikrobiologi di University of Pennsylvania seperti dilansir dari Health.com, Kamis (3/5/2012).

Selain itu, sel-sel imun yang diobati tetap bertahan selama sekitar satu dekade. Gambaran umum yang muncul terkait perubahan genetik pada sel-sel kekebalan tubuh manusia adalah sel-sel tersebut dapat bertahan untuk waktu lama.

Peneliti sendiri telah lama mengeksplor terapi gen sebagai pengobatan yang potensial bagi infeksi HIV, virus penyebab AIDS. Gagasannya adalah terapi tersebut akan menawarkan sebuah alternatif permanen karena berpotensi melumpuhkan efek samping.

“Pasien HIV harus minum obat setiap hari seumur hidupnya dan begitu dia berhenti meminumnya, virus pun mulai datang kembali,” kata John Rossi, kepala departemen biologi molekular dan seluler di Beckman Research Institute of the City of Hope, Duarte, California namun ia tak terlibat dalam penelitian baru ini.

Studi ini mengamati kondisi 43 pasien HIV positif. antara tahun 1988-2002. Peneliti memindahkan darah pasien, melakukan rekayasa genetika terhadap darahnya dan menyuntikkannya kembali pada pasien. Tujuannya, sel-sel imun yang disebut sel T diprogram untuk membunuh sel-sel HIV.

Lebih dari 11 tahun kemudian, peneliti menemukan bahwa 43 pasien tersebut sehat dan 41 diantaranya masih memodifikasi sel T di dalam tubuhnya. Itu artinya sel modifikasi tadi tidak menyebabkan leukemia, seperti yang terjadi pada beberapa pengobatan serupa.

Meski begitu, pengobatan ini tampaknya tidak memberikan dampak besar terhadap HIV dalam tubuh pasien dan bahkan tidak berpengaruh sama sekali.

Lagipula jika ada pengobatan terapi gen yang benar-benar efektif, dikhawatirkan pengobatan tersebut akan cenderung menghabiskan biaya yang sangat besar.

Namun Bushman menyatakan bahwa jika suatu hari nanti terapi gen bisa menggantikan obat-obatan antiretroviral, biaya yang dibutuhkan masih terbilang lebih rendah daripada mengonsumsi obat-obatan tersebut seumur hidup pasien.

DETIK.COM

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *