Siaran Radio Komunitas Populasi Kunci

Dalam rangka untuk memberikan informasi tentang IMS, HIV & AIDS kepada masyarakat, sekaligus juga sebagai sarana untuk menyuarakan kepentingan populasi kunci di Indonesia, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) menyelenggarakan kegiatan “Siaran Radio Komunitas Populasi Kunci” di beberapa provinsi di Indonesia selama bulan Juni-November 2010. Beberapa tema yang diangkat adalah: anti stigma & diskriminasi; hak-hak dasar populasi kunci; CST; penularan melalui transmisi seksual (PMTS); harm reduction; IMS, HIV & AIDS dan gender. Siaran radio komunitas ini menampilkan narasumber dari perwakilan populasi kunci maupun para stakeholder terkait lainnya.

Untuk wilayah provinsi Jawa Timur, kegiatan dikoordinir oleh GAYa NUSANTARA (GN), dengan melibatkan perwakilan populasi kunci dari JOTHI, OPSI, EJA, Hotline Surabaya, Perwakos dan GN sendiri sebagai penanggung jawab terhadap setiap sesi materi siaran. Adapun jadwal siaran radionya adalah setiap hari Sabtu, pukul 13.00-14.00 WIB, di Radio Pertanian Wonocolo (RPW) Surabaya, AM 14,49 MgHz. Siaran radio ini dilakukan secara interaktif dengan melibatkan secara langsung partisipasi dari para pendengar terhadap materi-materi yang disajikan.

Untuk materi siaran pada hari Sabtu 18 September 2010, topik yang diangkat adalah “Pleasure & Dangers”, dengan narasumber Ko Budijanto (GN). Dalam siaran selama 1 jam ini dipaparkan tentang salah satu cara penularan IMS & HIV adalah melalui transmisi seksual. Berbagai cara perilaku seksual dilakukan seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksualnya, di mana terkadang mereka tidak menyadarinya akan risiko bahaya penularan IMS & HIV. Sehingga dalam siaran kali ini dihimbau tentang pentingnya melakukan perilaku sekual yang aman dan nyaman, yaitu aman dari risiko penularan IMS dan HIV tanpa mengurangi kenikmatan seksual mereka. Selain perilaku aman, beberapa informasi dasar tentang penularan dan pencegahan IMS, HIV & AIDS juga disampaikan, mengingat masih banyak dari masyarakat yang belum memahaminya. (KB)

(Dilaporkan oleh GAYa Nusantara)

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *