Sekilas Update Kegiatan di AIDS Conference Washington DC

Hari Kamis dan Jumat, 19 dan 20 Juli, kemarin, acaraku pertama adalah Prakonferensi Ilmu2 Sosial dan Politik, yang diselenggarakan oleh International AIDS Society (IAS), salah satu lembaga pelaksana konferensi2 AIDS di tingkat dunia, dan beberapa lembaga lain.

Prakonferensi ini bertujuan mengritik tekanan yang berlebihan pada ilmu2 biomedis, sehingga pengkajian maupun konferensi tentang HIV & AIDS acapkali meleset dari sasaran yang sesungguhnya karena tidak didasarkan pada pemikiran yang komprehensif.

Hari Kamis sore acara diawali dengan paparan Prof. Richard Parker dari Columbia University yang juga lama aktif sebagai tokoh ornop di Brasil, yang menelusuri 3 dekade sejarah epidemi HIV & AIDS dan bagaimana berbagai pihak meresponsnya. Kritik terhadap jajaran biomedis adalah bahwa mereka naif menganggap dengan menemukan obat dan cara pencegahan yang berdasarkan biomedis (pengobatan sebagai pencegahan) mereka lupa bahwa obat itu harus diminum oleh satu demi satu manusia yang hidup dalam kondisi sosial-politik-budaya tertentu dengan semua kerumitannya. Paparan Richard Parker ditanggapi oleh Jean-Paul Moatti (Prancis), seorang ekonom, dan Prof. Sofia Gruskin (AS), pakar kesehatan, hukum dan HAM.

Hari Jumat ada 2 panel sebelum waktu makan siang. Yang pertama berkaitan dengan unsur2 struktural dalam pencegahan HIV dalam epidemi umum (Prof. Eileen Stillwaggon, AS, ekonom), dalam epidemi di kalangan GWL (Prof. Barry Adam, Canada, ) dan dalam epidemi terkonsentrasi (aku sendiri). Panel ini dimoderatori oleh Prof. Carlos Cáceres dari Peru. Pada intinya kami bertiga mengingatkan pentingnya memperhatikan unsur2 sosial, ekonomi, politik dan budaya, termasuk perlunya mengaitkan pencegahan HIV dengan kegiatan2 terkait pembangunan (khususnya kesehatan, tapi bidang2 lain juga) sehingga tidak jalan sendiri dan terkesan naif.

Panel kedua berkaitan dengan kerangka pikir politik, dimoderatori oleh Kent Buse dari UNAIDS Jenewa. Pembicaranya adalah Prof. Alan Whiteside (Afrika Selatan), ilmuwan politik (yang menyoal diistimewakannya AIDS), Sigrun Møgedal (Norwegia), eks-dirjen pada Kementerian Luar Negeri Norwegia (yang mengajukan telaah kritis terhadap kerangka pembangunan pasca-2015), dan Prof. Edward Kirumira (Uganda), ilmuwan politik (yang menelaah politik berbagai unsur penanggulangan HIV dan AIDS di negerinya).

Sesudah makan siang peserta dibagi 3 kelompok dan berdiskusi untuk memberikan usulan konkret kepada IAS. Hal2 yang kemudian dilaporkan kepada sidang pleno adalah perlunya perombakan radikal pemikiran tentang penanggulangan HIV dan AIDS yang berwawasan sosial, budaya, ekonomi dan politik, sehingga usaha2 kita benar2 membawa hasil tertanggulanginya epidemi ini.

(Ditulis oleh Dede Oetomo dalam group Facebook GWL-INA)

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *