PERTEMUAN KONSULTASI PENYUSUNAN STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV BAGI KOMUNITAS GAY, WARIA DAN LELAKI SEKS LELAKI LAINNYA, Hotel Grand Cemara

Pada hari Minggu 7 Maret 2010, telah diadakan pertemuan konsultasi untuk penyusunan Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV bagi gay, waria dan lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki lainnya (GWL).  Pertemuan yang berlangsung sejak hari Jumat malam, 5 Maret 2010 lalu telah membahas masukan-masukan serta hal-hal substansial yang merupakan hasil dari penggalian kebutuhan dari perwakilan komuntas GWL anggota jaringan GWL-INA, yang sebelumnya telah dilakukan oleh Pokja Teknis GWL sejak bulan Oktober 2009.

Adapun hasil dari poin-poin penting yang telah diskusikan antara lain adalah:

  1. Kondisi umum program penanggulangan HIV pada GWL, dimana muncul kebutuhan-kebutuhan  dari komunitas untuk mendorong pembentukan kelompok-kelompok dukungan sebaya agar dapat saling mendukung dan bertukar informasi, terutama di daerah yang belum memiliki organisasi komunitas GWL. Sehingga diperlukan sebuah  peningkatan kapasitas bagi kelompok-kelompok yang terbentuk ini dimasa depan.
  2. Jaringan GWL-INA juga akan membuat jejaring dan beraliansi secara harmonis dengan kelompok atau jejaring yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama atau bersinggungan.
  3. Jaringan GWL-INA akan berusaha mendorong untuk terciptanya lingkungan yang kondusif yang menjunjung tinggi HAM, penerimaan atas keberagaman seksualitas yang akan meningkatkan kepedulian seluruh komponen bangsa dalam penanggulangan HIV bagi GWL khususnya dan masyarakat pada umumnya.
  4. Program pencegahan dikalangan GWL juga diharapkan dapat lebih dikembangkan terutama mengenai pengembangan strategi komunikasi dan informasi terhadap komunitas GWL itu sendiri.  Selama ini, materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang ada, masih dianggap belum semuanya sesuai dengan karakteristik dan kondisi GWL.  Banyak sub-populasi GWL yang tidak merasa nyaman dengan isi-isi materi KIE. Perlu di ubah cara penyampaian komunikasi dari yang negatif menjadi positif (pendekatan yang berdasarkan pencegahan penyakit menjadi pendekatan kesehatan seksual).
  5. Pengembangan penyampaian informasi dengan menggunakan media lain seperti hot line, web site, chat room, aliansi dengan milis GWL, membuat profile di website jejaring sosial dan bekerja sama dengan operator selular.
  6. Mendorong peningkatan jumlah dan kualitas layanan kesehatan seksual yang dapat diintegrasikan ke layanan kesehatan masyarakat yang disediakan oleh pemerintah dan swasta. Namun hal ini harus melalui pendekatan dan kerjasama langsung dengan pihak-pihak terkait seperti depkes. Dalam hal ini isu mengenai sensitisasi keragaman seksual laki-laki bagi kalangan petugas kesehatan dirasa sangat perlu. Pembuatan standar layanan yang bersahabat bagi GWL dengan pengawasan kendali mutu juga sangat diperlukan.
  7. Peningkatan perawatan dan pengobatan bagi GWL yang telah terinfeksi HIV juga harus ditingkatkan. Ketersediaan layanan petugas VCT dan CST yang berasal dari komunitas atau yang bersahabat bagi GWL dirasa masih kurang. Konselor VCT, Manajer Kasus diharapkan dapat terus ditingkatkan kemampuannya dengan memberikan pelatihan-pelatihan secara berkala, demikian pula kebutuhan akan shelter (rumah singgah) dan buddies(pendamping) untuk perawatan ODHIV GWL.
  8. Ketersedian Jamkesos dan Jamkesmas diharapkan dapat dipermudah mengingat banyak ODHIV terutama dari kelompok waria yang sangat memerlukan asuranasi kesehatan ini. Sementara itu asuransi kesehatan yang umum baik dari pemerintah maupun swasta juga masih belum mau menanggung permasalahan HIV.

Seluruh masukan dan rekomendasi dari peserta diskusi dan konsultasi ini akan dirangkum dan disampaikan kembali kepada para peserta sosialisasi untuk diberikan masukan lebih lanjut sebelum difinalisasi.

Kegiatan ini merupakan keterlibatan penuh Anggota Jaringan GWL-INA didalam pembuatan SRAN bagi GWL. Dan kegiatan ini adalah proses kegiatan yang paling melibatkan komunitas secara langsung dari yang pernah ada baik di Indonesia maupun di negara lain. Tentulah kita patut berbangga hati.  Namun yang lebih penting adalah, bagaimana kita melaksanakan rencana yang ada ini nantinya dengan pemberdayaan komunitas dengan keterlibatan penuh dari pemerintah.

Kesehatan kita adalah hal yang sangat berharga, marilah kita jaga kesehatan kita dengan merubah perilaku agar tidak terinfeksi HIV, bagi yang telah terinfeksi mari kita dukung mereka agar kondisi kesehatannya dapat tetap terjaga sehingga dapat terus berkarya bagi kemajuan bangsa dan terutama bagi kebaikan komunitas GWL di Indonesia.
(Tono Permana – Kordinator Sekretariat Nasional Jaringan GWL-INA).

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *