LOKAKARYA TIM PENELITI SOSIAL GWL-INA. Jakarta

Pada awal bulan Februari lalu setelah kegiatan sosialisasi draft Rencana Aksi Nasional (RAN) GWL di hotel cemara, beberapa peserta yang mengikuti acara sosialisasi, melanjutkan untuk mengikuti sebuah kegiatan Lokakarya Tim Peneliti Sosial GWL. Kegiatan yang merupakan sebuah kegiatan dari Jaringan GWL-INA untuk awal tahun 2010 ini di dukung oleh Australia Federation AIDS Organization (AFAO), Australia Research Center in Sex, Health and Society dan La Trobe University – Australia. Para peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah anggota Jaringan GWL-INA yang sudah mengirimkan abstract singkat tentang kegiatan penelitian yang pernah mereka ikuti dan telah lulus seleksi penyaringan.

Kegiatan lokakarya pelatihan ini di buka oleh Prof. Budi Utomo – Senior Research HCPI. Pada presentasi pembukaannya beliau menyampaikan tentang langkah dan hasil yang didapat dari sebuah penelitian, khususnya penelitian tentang program penanggulangan HIV dan AIDS, yang dalam hal ini adalah program yang lebih ditujukan kepada komunitas GWL.  Kegiatan ini dilaksanakan selama empat (4) hari dengan fasilitator-fasilitator yang merupakan para pakar peneliti dari Australia, mereka adalah Dr. Stephen McNally dan Dr. Jeffrey Grierson dari La-Trobe university serta David Traynor – International Program Manager, Australia Federation AIDS Organization (AFAO).

Para fasilitator membimbing dan menuntun  para peseta untuk bisa memahami sebuah proses dan mengerti alur prosedur dari sebuah penelitian, baik berupa pembuatan konsep pertanyaan besar, metodologi, pentingnya etika penelitian, pembuatan sampling penelitian, perekrutan, pembentukan tim kerja dan pelatihan yang diperlukan. Akhir dari setiap sesi pelatihan, para peserta juga diberikan tugas kelompok yang harus diselesaikan bersama-sama dan hasil tugas tersebut akan dipresentasikan keesokan harinya. Prof. Suryadi dari KPAN juga menyampaikan etika penelitian yang ada di Indonesia, yang mana etika penelitian di Indonesia memang sudah ada namun masih belum mempunyai sebuah badan etika penelitian nasional, seperti yang ada di Australia ataupun di negara-negara maju.

Pelatihan ini menggunakan bahasa Inggris namun hal tersebut tidak menjadi penghalang atau masalah bagi para peserta karena pada kegiatan ini telah disediakan interpreter yang bertugas untuk menerjemahkan semua pembicaraan yang terjadi secara langsung, baik ketika para fasilitator menyampaikan presentasinya, maupun selama diskusi interaktif terjadi. Diakhir dari pelatihan Tim peneliti Sosial GWL selama 4 hari ini, semua peserta merasakan mendapatkan sebuah wawasan baru, khususnya didalam bidang penelitian.

Semoga setelah lokakarya penelitian yang singkat ini, hasilnya akan dapat dipraktekkan oleh para peserta, dan juga ilimu yang didapat dapat juga diteruskan kepda rekan-rekan kerjanya.  Selain itu, diharapkan para peserta dapat mempraktekkan sebuah penelitian kecil didalam lingkup komunitas  terlebih dahulu. Penelitian kecil didalam  lembaga mereka dapat menjadi awal yang baik, sehingga kedepannya nanti Jaringan GWL-INA akan mempunyai sebuah Tim Peneliti Sosial GWL yang handal dan mampu menghasilkan sebuah penelitian yang bermanfaar bagi komutas Gay, Waria dan Lelaki Seks Lelaki Lainnya, khususnya didalam program-program penanggulagan HIV dan AIDS untuk komunitas GWL.
(Harry Prabowo, Sekretaris Sekretariat Nasional Jaringan GWL-INA)

 

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *