Keberanian untuk Mencintai dalam Wajah Kesulitan

Irshad Manji. (Photo from irshadmanji.com)

Irshad Manji penulis asal Kanada telah menjadi berita utama di media Indonesia selama beberapa hari terakhir. Gelombang protes dipicu oleh Islam garis keras yang melarang dia berbicara dalam peluncuran buku barunya, “Allah, Liberty and Love,” pertama di Solo dan kemudian di pusat budaya Salihara di Jakarta Selatan akhir pekan lalu.

Apakah ada salah satu pengunjuk rasa yang telah membaca buku-bukunya? Dan pada Jumat lalu, mengapa mereka harus melancarkan protes sementara Manji berbicara di depan cendekiawan Indonesia, akademisi, mahasiswa dan aktivis? Mengapa mereka tidak membiarkan dia memiliki kesempatan untuk berbicara dengan damai, untuk memperdebatkan ide, untuk memunculkan isu dan argumen dalam diskusi terbuka dan sehat?

Lahir di Uganda, Manji dan keluarganya pindah ke Kanada ketika ia berusia 4, sewaktu Presiden Uganda Idi Amin memerintahkan pengusiran minoritas India / Asia. Manji memulai karirnya sebagai jurnalis, peneliti dan aktivis di Kanada. Pada 2003 ia menulis dan menerbitkan buku pertamanya, buku ini berfungsi sebagai surat kepada sesama muslim di seluruh dunia “The Trouble with Islam Today”. Dalam buku itu, Manji menyatakan bahwa masalah Islam tidak terletak hanya pada kelompok-kelompok militan tetapi juga di mayoritas Muslim arus utama yang mengubah agama damai menjadi ideologi ketakutan.

“The Trouble with Islam Today” menjadi best seller selama berbulan-bulan setelah rilis di Amerika Serikat. Karena isu-isu sensitif yang diangkat dalam buku ini, Manji mendapat respon keras dari umat Islam di seluruh dunia namun pada saat yang sama ia mengumpulkan pengakuan yang tulus dari mereka yang memiliki pendapat serupa di berbagai negara. Dalam tahun-tahun berikutnya, “The Trouble with Islam Today” sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan kemudian Manji menerima ancaman pembunuhan di sepanjang jalan.

Dalam buku terbarunya, “Allah, Liberty and Love,” Manji mencoba untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana sikap defensif umat Islam terhadap “yang lain” yang mendatangkan persepsi yang negatif.

Sebagai sebuah komunitas, Manji menyatakan, umat Islam harus berani dan mengajukan pertanyaan kritis bahkan dari keluarga sendiri dan masyarakat. Jawaban untuk beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Manji dalam bukunya telah dijawab oleh Allah dalam ayat di Quran. Tugas bagi umat Islam kemudian adalah untuk menemukan ayat yang sempurna untuk mendukung argumen mereka dan berbicara dengan cinta.

Manji juga memberi kesaksian tentang berani berdebat dengan keluarganya tentang keyakinannya dan interpretasi sendiri Islam. Manji mengutip ayat-ayat Alquran yang mengatakan:

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia* kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan” (4: 135).
*Maksudnya : orang yang tergugat atau yang terdakwa.
(terjemahan dalam Bahasa Indonesia diambil dari http://quran.insanislam.com/cari/ayat/4-135.htm)

“Allah, Liberty and Love” menyebutkan Proyek Keberanian Moral – gerakan yang didirikan Manji dengan beberapa teman. Proyek ini menantang orang untuk berbicara di dunia di mana kita selama ini hanya diam. Visinya dalam perjalanan ini adalah untuk menghubungkan misi reformasi dalam komunitas Muslim dengan keberanian moral universal untuk seluruh umat manusia.

Sebagai salah satu peserta peluncuran buku Irshad Manji di Salihara Jumat lalu, Saya sangat kecewa dengan cara polisi menangani protes yang digelar oleh militan Islam di luar (dan kemudian) tempat tersebut. Sebagai peserta diskusi intelektual, kita hormati para pengunjuk rasa yang tidak terbiasa dengan karya Manji itu. Kami mengizinkan mereka untuk berdebat secara terbuka dan sehat namun Front Pembela Islam – salah satu kelompok agama yang berdemonstrasi pada hari – bertindak kasar, menggunakan ancaman dan menghina Manji karena orientasi seksual – dia (Manji) dikenal luas sebagai seorang Muslim lesbian. Polisi – yang diduga bertindak sebagai pelindung – membiarkan pengunjuk rasa masuk ke dalam lokasi, merusak pintu gerbang dan lebih lanjut memfasilitasi mereka untuk bertindak tidak tepat. Polisi juga menyarankan agar kami menunda diskusi karena, tidak mengherankan, mereka tidak bisa menjamin keselamatan kami. Saya melihat sebagai ancaman terhadap kebebasan kita di ruang publik.

Irshad Manji berusaha untuk menghubungkan ide penafsiran agama dengan kebebasan, keberanian dan cinta. Pernyataan kontroversialnya yang diperdebatkan dan dihadapkan oleh Islam garis keras dan kelompok agama militan. Sebelum kunjungannya ke Indonesia, dia telah menerima ancaman pembunuhan di Belanda beberapa bulan lalu. Keberanian Manji memperlihatkan kepada kita pada forum di Salihara pekan lalu, pilihan kata-katanya, argumen berani dia, menantang kami sebagai orang Indonesia untuk berani, untuk membuka pikiran kita, untuk membebaskan diri dari represi sosial dan moral, dan untuk memperkuat ikatan sebagai komunitas dalam lingkungan yang jamak/plural.

Untuk mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengutip dia, “Identitas bisa menjebak Anda, tetapi integritas akan memerdekakan kamu.” Dia percaya masyarakat yang saat ini terjebak dengan identitas Islam bukan bertindak dengan integritas. Dengan segala kesulitan dan masa sulit yang dilempar kepadanya, Manji masih memeluk hari-hari dengan cinta dan semangat untuk terus menyebarkan pesannya.

Saya percaya, dalam agama apapun, kita semua harus siap untuk memperjuangkan kesetaraan dan keadilan dengan integritas dan pendekatan tanpa kekerasan.

(Olin Monteiro adalah penulis dan feminis yang bekerja di Jakarta)

(diterjemahkan ke dalam Bahasa indonesia oleh Denny – GWL-INA)

Source: The Jakarta Globe

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *